Senin, 29 September 2014

APLIKASI TCP/IP PADA WINDOWS NT SERVER


WINDOWS NT TCP/IP
TCP/IP protocol adalah jaringan dengan teknologi “PACKET SWITCHING” yang berasal dari proyek DARPA (DEVELOPMENT OF DEFENSE ADVANCED RESEARCH PROJECT AGENY) ditahun 1970-an yang dikenal dengan nama APRANET.
TCP/IP adalah protocol yang tersedia pada NT4.0 dengan layanan aplikasi berorientasi internet dan intranet
TCP/IP sendiri sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa protocol. Di dalamnya terdapat protocol TCP, IP, SMTP, POP, dan sebagainya.

TCP (TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL)
TCP (TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL) melakukan transmisi data per segmen, artinya paket data dipecah dalam jumlah yang sesuai dengan besaran paket, kemudian dikirim satu persatu hingga selesai;
Agar pengiriman data sampai dengan baik, maka pada setiap pengiriman, TCP akan menyertakan nomor seri (SEQUENCE NUMBER).
Computer mitra yang mengirim paket tersebut harus mengirim balik sebuah sinyal ACKnowledge dalam satu priode yang ditentukan. Bila pada waktunya sang mitra belum juga memberikan ACK, maka terjadi “TIME OUT” yang menandakan pengiriman paket data gagal dan harus diulang kembali. Model protocol TCP disebut CONNECTION ORIENTED PROTOCOL.

TCP PORT
Port merupakan pintu masuk datagram dan paket data. Port data dibuat mulai dari 0 sampe dengan 65.536.
Port 0 sampai dengan 1024 disediakan untuk layanan standar, seperti FTP, TELNET, Mail, Web, dan lainnya. Port ini lebih dikenal dengan nama WELL KNOWN port. Dapat dilihat contoh port dibawah.
Nomor Port
Keterangan
21
FTP
110
POP3
23
TELNET
24
SMTP
80
HTTP/WEB

INTERNET PROTOCOL (IP)
Internet protocol menggunakan IP-address sebagai identitas. Pengiriman data akan dibungkus dalam paket dengan label berupa IP-address si pengirim dan IP-address penerima.
Apabila IP penerima melihat pengiriman paket tersebut dengan identitas IP-address yang sesuai, maka datagram tersebut akan diambil dan disalurkan ke TCP melalui port, dimana aplikasi menunggunya.
IP address terbagi menjad dua bagian, yaitu:
1.       NETWORK ID (IDENTITAS JARINGAN)
2.       HOST ID (IDENTITAS KOMPUTER)
Penulisan IP addres terbagi atas 4 angka,  yang masing-masing mempunyai nilai maksimum 255 (maksimum dari 8 bit).

IP ADDRESS : 255.255.255.255

Class A :
Network ID         Host ID (24 bit)
0xxx xxxx            xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

Class B :
Network ID                         Host ID (16 bit)
10xx xxxx xxxx xxxx        xxxx xxxx xxxx xxxx

Class C :
Network ID                                         Host ID
110x xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx   xxxx xxxx
Untuk lebih jelasnnya, maka dibawah ini akan disajikan class dalam bentuk table
Class
Antara
Jumlah Jaringan
Jumlah Host Per Jaringan
A
1 s/d 126
126
16.777.214
B
128 s/d 191
16.384
65.534
C
192 s/d 223
2.097.152
254
Dengan demikian untuk menentukan class A, B, atau C, cukup dilihat dari angka 8 bit pertama.
10.123.7.15                         Class A
190.24.43.20                       Class B
202.159.23.10                     Class C
Untuk IP address yang legal akan diberikan oleh NIC (NETWORK INFORMATION CENTER), yang mana setiap orang dapat memintanya melalui ISP (INTERNET SERVER PROVIDER).

ALAMAT BROADCAST
Sebuah address khusus didefinisikan dalam TCP/IP sebagai alamat BROADCAST, yaitu alamat yang dapat dikirim kesemua jarngan sebagai upaya BROADCAST.
Broadcast IP diperlukan untuk :
·   Memberikan informasi kepada jaringan, bahwa layanan tertentu exist.
·   Memberikan informasi dijaringan.

SUBNETMASK
Setiap jaringan TCP/IP memerlukan nilai subnet yng dikenal sebagai subnet mask atau address mask. Nilai subnet mask memisahkan Network ID dan Host ID. Dapat dilihat pada table dibawah:
Class
Subnet Mask
A
255.0.0.0
B
255.255.0.0
C
255.255.255.0
Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untiuk menentukan, apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan local atau non local
Untuk jaringan non local berarti harus mentransmisi paket data melalui router. Dengan demikian diperlukan address mask untuk menyaring (filter) IP address dan paket data yang keluar masuk jaringan tersebut.

TUTORIAL : TCP/IP
Sebelum TCP/IP digunakan, tentukan terlebih dahulu IP-address dan subnet yang akan digunakan. Jika pada suatu jaringan disertakan IP-address yang berbeda jaringan, maka computer tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan jaringan yang sudah ada.

Untuk menghubungkan 2  jaringan yang berbeda inilah dibutuhkan alat bantu yang disebut dengan ROUTER. Router dapat berbentuk mesin Windows NT, UNIX, atau rel router seperti CISCO. Router ini mempunyai 2 IP yang berbeda atau lebih, sesuai dengan jaringan yang dihubungkannya. Router pada konfigurasi TCP/IP disebut dengan GATEWAY, yaitu pintu untuk mencapai jaringan diluar jaringan local.

Sabtu, 20 September 2014

Pengertian Subnet Mask dan Cara Menentukan Alamat IP Address

Subnet Mask adalah istilah teknologi informasi yang mengacu kepada angka binary 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan ID induk (Host) , yakni: menunjukkan letak suatu induk, entah berada di jaringan setempat atau di jaringan luar.
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnet mask hanya mempunyai dua bit yaitu 0 dan 1. Subnet mask hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C


Menentukan Alamat Network Identifier

Ada empat metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:

1.    Network adalah address yang berhubungan dengan alamat network/jaringan.

Contoh: Bila diketahui addres yang berhubungan 10.0.0.0 dengan 24 network bit lakukan identifikasi! Yang manakah network addres? Alasanya!

“RUMUSANNYA ADALAH SEMUA HOST JADI 0 BIT”

00001010.00000000.00000000.00000000          >>Bit Address
24Network                       Host             >>Netwok Address

                        Network Address : 10.0.0.0


2.    Broadcast Address adalah addres yang khusus digunakan untuk mengirimkan data kesemua Host didalam jaringan.

Contoh: Bila diketahui addres yang berhubungan 10.0.0.0 dengan 24 network bit lakukan identifikasi! Yang manakah broadcast address? Alasannya!

“RUMUSANNYA SEMUA HOST MENJADI 1 BIT”

00001010.00000000.00000000.11111111
10       .     0         .    0          .      255


3.    Host Addres adalah address - address yang diassingkan pada end device didalam jaringan.

Contoh: Bila diketahui addres yang berhubungan 10.0.0.0 dengan 24 network bit lakukan identifikasi! Yang manakah Host Address? Alasannya!

“FIRST USABLE = HOST AWAL 1 BIT DAN HOST LAINNYA 0 BIT” . “LAST USABLE = HOST AWAL 0 BIT DAN LAINNYA 1 BIT”

FIRST USABLE = 00001010.00000000.00000000.00000001
                                      10    .       0       .        0      .       1

LAST USABLE =
00001010.00000000.00000000.11111110
         10   .     0          .    0         .     254

HOST ADDRESS 10.0.0.1  >>  10.0.0.254


4.    Network Prefix/Prefix Length (Panjang Prefix) adalah jumlah bit pada network Portion (bagian network).

Contoh: 172.16.4.0/24  >> Prefix Lenght

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Network                                Host



Pengertian Request Time Out, Destination Host Ureachable (DHU), dan Reply

Jika kita PING IP Addres computer di Command Prompt maka akan muncul tulisan seperti dibawah ini:


C:\Users\Client1>ping 192.168.0.2

Pinging 192.168.0.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.76.115.204: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.0.2: Destination host unreachable
Request timed out.
Request timed out.

Ping statistics for 192.168.0.1:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),


Kenapa ada tulisan “Reply from 10.76.115.204: bytes=32 time<1ms TTL=128” dan “Reply from 192.168.0.2: Destination host unreachable” atau “Request timed out” ?
Berikut ini adalah penjelasannya


A.Request Host Time Out (RTO)
Request Time Out adalah ketika Komputer server tidak merespon permintaan koneksi dari client setelah beberapa lama (jangka waktu timeout bervariasi). Biasanya terjadi karena adanya firewall, koneksi rendah dan koneksi terputus atau tidak terkoneksi. Cara mengatasi check kembali penuisan IP, check kembali pemasangan kabel, matikan firewall, dan check koneksi jaringan computer.


B. Destination Unreachable (DHU)
Destination Unreachable Terjadi jika host, jaringan, port atau protokol tertentu tidak dapat dijangkau atau masih mencari. Jika menemui pesan “destination host unreachable” maka ada beberapa masalah yang harus diperbaiki seperti kabel jaringan LAN Card atau Wireless USB kemungkinan tidak terhubung atau rusak ; HUB/Switch tidak terhubung atau rusak ; status LAN masih “Disable”.


C.Reply

Reply adalah salah satu program yang digunakan untuk mengecek komunikasi antar komputer dalam sebuah jaringan melalui protokol TCP/IP. Reply  akan mengirimkan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request messages pada ip address komputer yang dituju dan meminta respons dari komputer tersebut.

Cara Mengkonfigurasikani Jaringan Peer To Peer Antara Windows 7 Dan Windows XP di VirtualBox

Sebelum melakukan mengkoneksi jaringan Peer To Peer WIN 7 dan WIN XP di VirtualBox, install terlebih dahulu Windows 7 dan Windows XP di VirtualBox. Setelah selesai install Windows 7 dan Windows XP, sekarang konfigurasikan antara Windows 7 dan Windows XP. Berikut ini adalah cara untuk mengkonfigurasikan jaringan Peer To Peer antara Windows 7 dan Windows yaitu:

1.   Setting client pada Windows 7 dan Windows XP,dengan cara buka virtualbox jalankan kedua client lalu pilih menu Setting, pilih Network, pilih Adapter 1 , setting dari NAT ke InternetNetwork lalu OK. Lakukanlah hal tersebut pada Windows 7 dan Windows XP. Jika tidak di Setting, jaringan LAN pada virtualbox maka tidak akan dapat dikonfigurasi.
2.   Setting IP Address Computer. Dengan Cara tekan menu Windows+R yang akan muncul Command Run lalu ketikan “ncpa.cpl”.
3.   Klik kanan pada gambar jaringan LAN lalu pilih Properties
4.   Setelah itu pilih Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) double klik
5.   Pindah dari Obtain an IP address automatically ke Use the following IP address.

6.   Setting IP address Client 1
          IP-ADDRESS     : 192.168.0.1
          SUBNETMASK  : 255.255.255.0
          GATEWAY                   : 0.0.0.0 (tidak perlu diisi)

7.   Setting IP address Client 2
          IP-ADDRESS     :192.168.0.2
          SUBNETMASK  : 255.255.255.0
          GATEWAY                   : 0.0.0.0 (tidak perlu diisi)

8.   Jika sudah selesai pilih OK
9.   Perlu diperhatikan dalam setting IP ini “Jangan sampai IP tersebut sama dengan IP yang pertama karena akibatnya bisa membuat IP bertabrakan dan membuat IP tidak bisa di pakai lagi di PC tersebut”.
10.   Setelah setting IP bukalah CMD, Windows + R ketik CMD lalu enter, setelah masuk CMD ketik “ipconfig” kalau berhasil akan tercantum IP yang telah di setting.
11.   Masih didalam CMD kita ketikan Ping <spasi> IP address Client 1 diCMD Client 2 dengan perintah “C:\>Ping 192.168.0.1”

12.   Lalu akan muncul tulisan seperti dibawah ini


C:\Users\Client1>ping 192.168.0.2

Pinging 192.168.0.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.76.115.204: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.0.2: Destination host unreachable
Request timed out.
Request timed out.

Ping statistics for 192.168.0.1:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),

13.   Mengapa Request Time Out? Karena ketika Komputer server tidak merespon permintaan koneksi dari Client setelah beberapa lama (jangka waktu timeout bervariasi)
14.   Masih di dalam CMD kedua client ketik “firewall.cpl”
15.   Matikanlah Firewall. Jika pada windows 7 pilih “Turn Windows On or Off” lalu akan muncul menu “Home” dan “Public” matikanlah keduanya. Jika pada windows XP pilih “Off (Not Recommended)”. Lalu OK
16.   Lalu coba lagi ping lagi dengan perintah yang sama pada kedua client yaitu “C:\>Ping 192.168.0.1” atau “C:\>Ping 192.168.0.2”

17.   Dan hasilnya akan seperti dibawah ini

C:\Users\Client2>ping 192.168.0.1

Pinging 192.168.0.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.0.1:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

18.   Sekarang kedua client tersebut sudah saling terhubung.

Minggu, 07 September 2014

Pengertian Subnet Mask


Subnet mask (Pola upajaringan atau masker subjaringan) adalah istilah teknologi informasi yang mengacu kepada angka binary 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan ID induk, yakni: menunjukkan letak suatu induk, entah berada di jaringan setempat atau di jaringan luar.
RFC 950 mengartikan penggunaan sebuah pola upajaringan yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan pengidentifikasi jaringan (network identifier) dari pengidentifikasi induk (host identifier) dalam sebuah alamat IP. Bit-bit pola upajaringan diberi arti sebagai berikut:
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh pengidentifikasi jaringan diatur ke nilai 1.
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh pengidentifikasi induk diatur ke nilai 0.
Setiap induk (host) di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu default subnet mask  (yang digunakan ketika memakai pengidentifikasi jaringan berbasis kelas) ataupun pola upajaringan yang disuaikan (yang digunakan ketika membuat sebuah upajaringan atau adijaringan (supernet)) harus diatur pasang dalam setiap simpul (node)TCP/IP.

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
a.     Notasi Desimal Bertitik
b.    Notasi Panjang Prefiks Jaringan

a.    Desimal Bertitik Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>
Kelas                     alamatSubnet mask (biner)                                         Subnet mask (desimal)
Kelas A                 11111111.00000000.00000000.00000000                 255.0.0.0
Kelas B                 11111111.11111111.00000000.00000000                 255.255.0.0
Kelas C                 11111111.11111111.11111111.00000000                 255.255.255.0

Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0

 

b.   Representasi Panjang Prefiks (Prefix Length) Dari Sebuah SUBNET MASK

Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan di dalam RFC 1519. Formatnya adalah sebagai berikut:
/ <jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>

Kelas alamat
Subnet mask (binery)
Subnet mask (desimal)
Prefix Length
Kelas A
11111111.00000000.00000000.00000000
255.0.0.0
/8
Kelas B
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0
/16
Kelas C
11111111.11111111.11111111.00000000
255.255.255.0
/24

Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

 

Menentukan Alamat Network Identifier

Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP    10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask  11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------
Network ID   10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)


 

Subnetting Alamat IP kelas A

Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:


Subnetting Alamat IP kelas B

Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.



Subnetting Alamat IP kelas C

IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
IP address kelas C digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas C selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.